Kita Boleh Saja Berencana, Tapi Ingat Tuhan Adalah Penentunya

Kita Boleh Saja Berencana, Tapi Ingat Tuhan Adalah Penentunya

Untuk dapatkan kebahagiaan yang sempurna dan membuat perasaan lebih lega, setiap orang pasti punya rencana hidup masing-masing. Rencana adalah suatu aktivitas yang memang sangat diperlukan agar ke depannya sebuah kebahagiaan yang sesungguhnya bisa direngkuh dan dirasakan dengan mengesankan di hati. Hanya saja, kita semua harus ingat bahwa sematang apapun rencana yang dibuat dan sebaik apapun rencana yang dilakukan, tidak jarang rencana tersebut tak bisa terlaksana dengan mengesankan.
Kita semua memang boleh saja berencana, tapi selalu ingat bahwa Tuhan adalah penentu utamanya. Tuhan akan selalu tahu yang terbaik buat kita semua dan Ia juga telah menggariskan apa yang akan kita alami ke depannya.


Rencana Tuhan Selalu Lebih Indah, Hatimu Jangan Patah Karena Harapan Tak Sesuai Kenyataan

 
Banyak dari kita yang merencanakan hidup yang lebih baik ke depannya. Mulai dari rencana kapan lulus dari bangku kuliah, kapan bekerja, kapan menikah, kapan memiliki buah hati juga kapan melakukan hal-hal yang bahagia lainnya. Tapi, apakah jawaban dari pertanyaan kapan tersebut bisa dijawab dengan mudahnya? Jawabnya tidak. Walau kita sudah merencanakan kapan kita akan lulus kuliah, menikah dan kapan-kapan lainnya, bisa saja jawaban atas pertanyaan kapan tersebut tak sesuai rencana.

Rencananya, lulus kuliah tahun ini dan tahun depan menikah. Tapi, tidak jarang kenyataannya tahun ini belum bisa lulus kuliah dan kekasih yang sebelumnya menjanjikan pernikahan ternyata memutuskan hubungan. Rencananya, setelah menikah segera memiliki buah hati dan diberikan izin oleh Tuhan untuk mengandung dan kenyataannya ternyata tak seperti itu. Hati memang sedih dan patah, tapi kita harus ingat bahwa rencana Tuhan akan selalu lebih indah. Kita boleh saja berencana,tapi ingat tuhan adalah penentunya.
Kalau memang belum bisa lulus kuliah tahun ini, belum bisa menempuh pendidikan yang lebih tinggi, belum diberi izin untuk menikah apalagi memiliki buah hati, kita harus menerimanya dengan sabar. Kita yang telah berencana dengan baik tetapi kenyataan yang ada tak sesuai rencana, sudah sepantasnya bagi kita untuk tetap bahagia dan menerimanya dengan lapang dada. Percaya saja, Tuhan adalah penentu dari semuanya dan Ia Maha Tahu akan yang terbaik buat kita.  


Menyesal Mungkin Iya, Biarkan Ini Jadi Pelajaran Berharga & Jangan Mengulanginya

 
Dalam banyak kasus, kenyataan yang tak sesuai rencana terjadi karena kesalahan sendiri. Bisa saja kita terlalu berharap bahwa rencana tersebut akan jadi kenyataan dan terlaksana dengan baik. Atau, bisa saja  harapan yang besar telah membuat kita terlalu yakin padanya dan melupakan bahwa ada Tuhan yang jadi penentu akan semuanya. Yang lebih menyedihkan adalah kita sempat merasa sombong telah membuat rencana yang begitu indah dan terlalu yakin ia sangat mungkin terlaksana.
saat rencana tak terlaksana dengan baik, saya yakin bahwa hati kita akan merasa menyesal, kecewa dan terluka. Tapi ingat, jangan menyesal terlalu dalam. Jadikan kesalahan yang kamu lakukan hingga menjadikan rencana tak terlaksana dengan baik sebagai pelajaran berharga. Jadikan kesalahan ini untuk belajar lebih banyak lagi dan jangan pernah mengulanginya lagi.
Percaya saja, mungkin dengan cara ini Tuhan mengingatkan kita untuk tidak terlalu tergesa-gesa, tidak terlalu mengharap hingga lupa akan sang pencipta dan jadikan ini untuk lebih dekat denganNYA. Siapa saja memang boleh berencana, tapi jangan lupakan Tuhan yang ada untuk menjadi penentunya. Kalau rencana terlaksana dengan baik, berbahagialah dan jangan lupa untuk mensyukurinya. Tapi, jika rencana tak terlaksana dengan baik, bersabarlah lebih dalam lagi dan yakin bahwa rencana Tuhan lebih indah dari rencana yang kita buat.

Ketika Kamu Terjatuh, Jangan Pernah Menyalahkan Orang Lain.
Pernah menyalahkan orang lain saat kamu terlibat satu masalah? Jatuh cinta yang tidak pernah terbalas. Hubungan yang selalu kandas hingga masalah karier yang tidak ada peningkatan. Ladies, sebelum menyalahkan orang lain atas masalah yang kamu hadapi ada baiknya kamu belajar untuk mengoreksi diri  sendiri. Benarkah kamu telah berbuat sebaik mungkin, atau jangan-jangan kamu yang tidak berhati-hati.
Misalnya saat kamu sampai sekarang masih jomblo dan belum bertemu pasangan yang tepat. Bukan salah orang lain yang membatasimu, atau kamu belum juga bertemu dengan orang yang tepat. Bukankah orang yang tepat selalu bertemu dengan orang yang sesuai. Jika selama ini kamu menginginkan seseorang yang baik apakah kamu sudah cukup baik? Sehingga orang yang tepat itu menemukanmu.
Atau saat hubungan kamu dan pasangan gagal terus. Tidak pernah berhasil. Sudahkah kamu cukup ideal untuk menjadi pasangan yang baik. Jika selama ini kamu sibuk menuntut pasangan kamu selalu punya waktumu, apakah kamu sudah bisa membagi waktumu dengan baik. Jangan sebaliknya, kamu menuntut pasanganmu tapi kamu tidak pernah mau mencoba untuk memberi. Hubungan yang ideal itu bukan tentang seberapa banyak yang sudah kamu beri atau terima. Hubungan yang ideal itu tentang 'saling'.


Jangan menyalahkan rekan kerja yang tidak dapat bekerja sama saat deadline atasan belum juga berhasil kamu selesaikan tepat waktu. Sudahkah kamu menyiapkan segalanya dengan baik. Atau justru selama ini kamu tidak serius, hanya sesuka hati menjalankannya. Jangan sibuk menyalahkan orang lain jika belum mampu melihat kesalahan diri sendiri.
Memang bukan hal yang mudah saat belajar melihat kesalahan pada diri sendiri. Tapi tidak mudah bukan berarti tidak bisa sama sekali. Belajarlah untuk melihat segala sesuatu dari sisi yang berbeda. Berikan kesempatan pada dirimu untuk menerima dan terbuka pada sudut pandang orang lain. Yang terlihat benar bagimu belum tentu bagimu.


Ladies, mulai saat ini berhentilah menyalahkan orang lain saat hal buruk terjadi padamu. Bisa jadi, hal buruk terjadi padamu karena kesalahan darimu dan kamu memberi kesempatan pada diri sendiri dengan harapan yang terlalu tinggi. Maka ingatlah Ketika kamu terjatuh,jangan pernah menyalahkan orang lain.



 

Komentar